Selasa, 31 Juli 2012

MAKALAH ONKOLOGI PADA PAYUDARA DIII KEBIDANAN UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL 'ULUM JOMBANG


BAB II
PEMBAHASAN
1.      KANKER PAYUDARA

Kanker payudara adalah suatu keganasan yang berkembang pada jaringan payudara. Kanker adalah suatu penyakit yang terjadi karena adanya pertumbuhan sel yang tidak normal.Kanker payudara adalah salah satu penyakit paling mematikan yang dialami kaum perempuan. Seolah belum cukup menakutkan, kini muncul lagi fakta baru: satu dari delapan perempuan akan mengidap kanker payudara. Diperkirakan, hal ini dipicu masalah obesitas, konsumsi alkohol yang berlebihan, dan usia memiliki anak yang tertunda.
Kanker payudara merupakan salah satu kanker yang terbanyak ditemukan di Indonesia. Biasanya kanker ini ditemukan pada umur 40-49 tahun dan letak terbanyak di kuadaran lateral atas.
2.      ETIOLOGI
Etiologi kanker payudaratidak diketahui dengan pasti . namun beberapa factor resiko pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara yaitu :
·         Umur > 30 tahun
·         Melahirkan anak pertama pada usia >35 tahun
·         Tidak kawin dan nulipara
·         Usia menarche <  12 tahun
·         Usia menopause > 55 tahun
·         Pernah mengalami infeksi, trauma atau operasi tumor jinak payudara
·         Terapi hormonal lama
·         Mempunyai kanker payudara kontralateral
·         Pernah menjalani operasi ginekologis misalnya tumor ovarium
·         Pernah mengalami radiasi di daerah dada
·         Ada riwayat keluarga dengan kanker payudara,
3.      MANIFESTASI KLINIS
Pasien biasanya datang dengan keluhan benjolan/massa di payudara, rasa sakit, keluar cairan dari putting susu, timbulnya kelainan kulit (dimpling, kemerahan, ulserasi, peau d’ orange), pembesaran kelenjar getah bening, atau tanda metastasis jauh. Setiap kelainan pada payudra harus dipikirkan ganas sebelum dibuktikan tidak.
            Dalam anamnesis juga ditanyakan adanya factor- factor resiko pada pasien, dan pengaruh siklus haid terhadap keluhan atau perubahan ukuran tumor.
            Untuk meminimalkan pengaruh hormone esterogen dan progesteroon , sebaiknya pemeriksaan dilakukan kurang lebih 1 minggu dari hari pertama haid.tekhnik pemeriksaan fisik adalah sbb:
a.       Posisi duduk
Lakukan inspeksi pada pasien dengan posisi tangan jatuh bebas kesamping dan pemeriksa berdiri didepan dalam posisi lebih kurang sama tinggi. Perhatikan keadaan payudara kiri dan kanan, simetris/tidak, adakah kelainan papilla,letak dan bentuknya.retraksi putting susu, kelainan kulit berupa peau d’ orange, dimpling , ulserasi, atau tanda – tanda radang.lakukan juga dalam keadaan kedua lengan diangkat keatas untuk melihat apakah ada bayangan tumor dibawah kulit yang ikut bergerak atau adakah bagian yang tertinggal, dimpling dan lain-lain.


b.      Posisi berbaring
Sebaiknya dengan punggung diganjal bantal, lakukan palpasi mulai dari cranial  setinggi iga ke-2 sampai distal setinggi iga ke-6, serta daerah subaerolar dan papilla atau dilakukan secara sentrifugal, terakhir dilakukan penekanan daerah papilla untuk melihat apakah ada cairan yang keluar.
            Tetapkan keaddan tumornya, yaitu lokasi tumor berdasarkan kuadranya; ukuranya, konsistensi, batas tegas/tidak; dan mobilitas terhadap kulit, otot pektoralis, atau dinding dada.
c.       Orang lain yang diperiksa untuk melihat adanya metastasis yaitu hepar, lien, tulang,belakang dan paru. Metastasis jauh dapat berejala sbb:
·         Otak : nyeri kepala, mual, muntah, epilepsy, ataksia, paresis, pralisis
·         Paru : efusi, sesak nafas
·         Hati : kadang tanpa gejala, massa ikterus obstruksi.
·         Tulang : nyeri, patah tulang.
4.      PEMERIKSAAN PENUNJANG
Dapat dilakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG) payudara, mammografi, dan aspirasi jarum halus(FNAB) untuk menunjang diagnosis. Untuk menentukan metastasis dapat dilakukan foto toraks, bone survey, USG abdomen/hepar.
            Pemeriksaan USG hanya dapat membedakan lesi/tumor yang solid dan kistik. Pemeriksaan mammografiterutama berperan pada payudara yang mempunyai jaringan lemak yag dominan serta jaringan fibroglandular yang relative lebih sedikit. Pada mammogarfi, keganasan dapat memberikan tanda- tanda primer dan skunder. Tanda primer berupa fibrosa reaktif, comet sign (stelata), adanya perbedaan yang nyata antara ukuran klinis dan radiologis, adanya mikroklasifikasi, adanya spikulae, dan distorso pada struktur arsitektur payudara. Pemeriksaan gabungan USG dan mammografi memberikan ketepatan diagnostic yang lebih tinggi.

5.      DIAGNOSIS
Diagnosis pasti hanya diteggakan dengan pemeriksaan histopatologis yang dilakukan dengan
1.      Biopsies eksisi : dengan mengangkat seluruh jaringan tumor beserta sedikit jaringan sehat disekitarnya bila tumor > 5 cm.
2.      Biopsies insisi : dengan mengankat sebagian jaringan tumor dan sedikit jaringan sehat, dilakukan untuk tumor-tumor yang inoperable atau > 5 cm.
6.      STADIUM KANKER PAYUDARA.
I.                   Stadium I : tumor terbatas pada payudara dengan ukuran >2 cm tidak terfiksasi pada kulit atau otot pektoralis, tanpa dugaan metastasis aksila.
II.                Stadium II : tumor dengan diameter  > 2 cm dengan metastasis aksila atau tumor dengan diameter 2-5 cm dengan atau tanpa metastasis aksila.
III.             Stadim IIIa : tumor dengan diameter > 5 cm tapi masih bebas dan jaringan sekitarnya dengan atau tanpa metastasis akslia yang masih bebas atau sama lain atau tumor dengan metastasis aksila yang melekat.
IV.             Stadium IIIb : tumor dengan metastasis infra atau supraklavikula atau tumor yang telah menginfiltersi kulit atau dinding toraks .
V.                Stasim IV : tumor yang telah mengadakn metastasis jauh.
7.      PENATALAKSANAAN
Batasan stadium yang masih operable/kurabel adalah stadium IIIa. Sedangkan terapi pada IIIb dan IV tidak lagi mastektomi, melainkan pengobatan paliatif.
Tindakan operatif tergantung pada stadim kanker, yaitu:
·         Pada stadim I dan II lakukan mastektomi radikal atau modifikasi mastektomi radikal. Setelah itu periksa KGB, nila ada metasatasis dilanjukan dengan radiasi regional dan kemoterapi anjuran. Dapat pula dilakukan mastektomi simpleks yang harus diikuti radiasi tomor bed dan daerah KGB regional. Pada T2N1 dilakukan mastektomi radikal dan radiasi local. Didaerah tumor bed dan KGB regional. Untuk setiap tumor yang terletak pada kuadran sentral atau medial payudara harus dilakukan radiasi pada rantai KGB regional.
Alternative lain pada tumor yang kecil dapat dilakukan tekhnk breast conserving Therapy, berupa satu paket yang te diri dari pengangkatan tumor saja (tumorektomi) ditambah diseksi aksila fan radiasi kuratif( ukuran tumor<3 cm ) dengan syarat tertentu. Metode ini dilakukan dengan eksisi baji, reseksi segmental, reseksi parsial, kwadranektomi, atau lumpektomi biasa, diikuti dengan diseksi KGB aksila secara total.
Syarat tekhnik ini adalah :
·         Tumor primer tidak > 2 cm
·         N1b <2 cm
·         Belum ada metastasis jauh
·         Tidak ada tumor primer lainya
·         Payudara kontra lateral bebas kanker
·         Payudara bersangkutan belum pernah mendapat pengobatan sebelumnya ( kecuali lumpektomi)
·         Tidak dilakukan pada payudara yang kevil karena hasil kosmetiknya tidak terlalu menonjol
·         Tumor primer tidak terlokasi di belakang putting susu.
·         Pada stadium IIIa lakukan mastektomi radikal ditambah kemoterapi anjuran, atau mastektomi simpleks ditambah radioterapi pada tumor bed dan KGB regional. Pada stadium lebih lanjut lakukan tindakan paliatif dengan tujuan :
1.      Mempertahankan kualitas hidup pasien agar tetap baik atau tinggi dan menganggap bahwa kematian adalah proses yang normal.
2.      Tidak mempercepat atau menunda kematian
3.      Menghilangkan rasa nyeri dan keluhan yang menganggu
Perawatan paliatif pun dilakukan berdasarakan stadium yaitu:
1)      Pada stadium IIIb dilakukan biopsies insisi dilanjutkan radiasi. Bila residu tidak ada, tunggu. Bila relaps, tambahkan dengan pengobatan hormonal dan kemoterapi. Namun, jika residu tetap ada , langsung diberikan pengobatan hormonal sbb:
·         Pada pasien pre menopause dilakukan ooforektomi bilateral.
·         Pada pasien sudah 1-5 tahun menopause periksa efek esterogen.
·         Pada pascamenopause lakukan terapi hormonal inhibitif/aditif.
2)      Pada stadim IV
·         Pada pasien pre menopause dilakukan ooforektomi bilateral. Bila respon positif, berikan aminoglitetimit atau tamofen. Bila relaps/ respon negative , berikan kemoterfi CMF/CAF
·         Pada pasien sudah 1-5 tahun menopause periksa efek esterogen.efek esterogen dapat diperiksa dengan esterogen atau prog.esterone reseptor
·         Pada pascamenopause berikan obat-obat hormonal seperti tamoxifen, esterogen, progesterone, kostikosteroid.

Keterangan C: cyclophosphamide, M : methotrexate, F : fluorasil.






DAFTAR PUSTAKA
·         Manjoer , aris.dkk.2000.kapita selekta kedokteran jilid II, Jakarta, media Aesculapius.