MAKALAH
ASUHAN
KEBIDANAN
PADA IBU
HAMIL Ny”S” G1P00000 UK 18 MINGGU
DENGAN ANEMIA RINGAN
Oleh :
SARI LUTFIANI
7210056
PRODI DIII KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI
DARUL’ULUM
JOMBANG
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Alloh SWT atas berkat
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan asuhan kebidanan yang
berjudul “Asuhan KebidananPada Ibu Hamil Ny”S” G1p00000
Uk 18 Minggu Dengan Anemia Ringan .
Asuhan kebidanan ini disusun sebagai tugas akhir Mata kuliah askeb iv .
Terimah kasih kami sampaikan kepada:
1.Ibu Sabrina Dwi Prihartini,SKM, selaku Kaprodi DIII kebidanan
2.Ibu Ninik Azizah , SST selaku dosen mata kuliah
3.Ibu Suyati SST selaku wali kelas 2B.
4.Semua pihak yang telah membantu dalam menyusun asuhan kebidanan ini.
Penulis menyadari bahwa asuhan kebidanan ini jauh dari sempurna oleh karena itu perlu kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan dari asuhan kebidanan ini.
Saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Jombang , 28 juli 2012
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN SAMPUL ………………………………………………………………..1
KATA PENGANTAR………………………………………………………………….2
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………3
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………...4
BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………………6
BAB III KONSEP DASAR ASUHAN
KEBIDANAN………………………………..12
BAB IV PENUTUP…………………………………………………………………….23
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………..24
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Didunia
ini setiap menit perempuan meninggal karena komplikasi yang terkait dengan
kehamilan dan persalinan, dengan kata lain 1.400 perempuan meninggal setiap
hari atau lebih dari 500.000 perempuan meninggal setiap tahun karena kehamilan
dan persalinan. Di Indonesia 2 orang meninggal setiap jam karena kehamilan,
persalinan dan nifas. Setiap menit 20 anak balita meninggal. Dengan kata lain
20.000 anak balita meninggal setiap hari dan 10,6 juta anak balita meninggal
setiap tahun. (university of Indonesia “make every mother and child count” 7
april 2005).
Tingginya angka kesakitan dan kehamilan pada wanita hamil dan bersalin merupakan masalah yang besar. Dilaporkan angka kematian ibu (AKI) di Indonesia berkisar 334/100.000 kelahiran hidup. (panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal) di Sumbar AKI 116/100.000 kelahiran hidup, sedangkan AKB 9,96/1000 kelahiran hidup. Dan dipadang angka kematian ibu 13/100.000 kelahiran hidup, sedangkan angka kematian bayi 3,4/1000 kelahiran hidup. (Profil Kesehatan Sumbar).
Didalam rencana Strategi Nasional Making Pregnancy Safer (MPS) di Indonesia 2001-2010 disebut kontek rencana pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 dengan misi menurunkan angka kematian maternal dan neonatal melalui pemantauan system kesehatan yang menjamin akses terhadap intervensi yang cost effective berdasarkan bukti ilmiah yang berkualitas, memberdayakan wanita, keluarga dan masyarakat melalui kegiatan mempromosikan kesehatan ibu dan bayi baru lahir serta menjamin kesehatan maternal dan neonatal sebagai prioritas program pembangunan nasional.
Tingginya angka kesakitan dan kehamilan pada wanita hamil dan bersalin merupakan masalah yang besar. Dilaporkan angka kematian ibu (AKI) di Indonesia berkisar 334/100.000 kelahiran hidup. (panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal) di Sumbar AKI 116/100.000 kelahiran hidup, sedangkan AKB 9,96/1000 kelahiran hidup. Dan dipadang angka kematian ibu 13/100.000 kelahiran hidup, sedangkan angka kematian bayi 3,4/1000 kelahiran hidup. (Profil Kesehatan Sumbar).
Didalam rencana Strategi Nasional Making Pregnancy Safer (MPS) di Indonesia 2001-2010 disebut kontek rencana pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 dengan misi menurunkan angka kematian maternal dan neonatal melalui pemantauan system kesehatan yang menjamin akses terhadap intervensi yang cost effective berdasarkan bukti ilmiah yang berkualitas, memberdayakan wanita, keluarga dan masyarakat melalui kegiatan mempromosikan kesehatan ibu dan bayi baru lahir serta menjamin kesehatan maternal dan neonatal sebagai prioritas program pembangunan nasional.
Selain itu
intervensi dalam safe motherhood melakuakn pendekatan dengan mengganggap semua
kehamilan berisiko dan setiap ibu hamil agar mempunyai akses pertolongan
persalianan yang aman. Diperkirakan 15% kehamilan akan mengalami resiko tinggi
dan komplikasi obstetri yang dapat membahayakan kehidupan ibu maupun janinnya
bila tidak ditangani dengan memadai
Penyebab
kematian ibu yang terbanyak disebabkan oleh komplikasi obstetric. Komplikasi
obstetric ini tidak selalu dapat diramalkan sebelumnya. Penyebab kematian ibu
dan perinatal umumnya desebabkan oleh sebab langsung seperti pendarahan,
eklampsi, infeksi dan sebab tidak langsung yaitu rendahnya tingkat pendidikan,
sosial ekonomi, terlambatnya mendapat pertolongan persalinan atau rujukan yang
dikenal dengan istilah 3T (Terlambat mengenal komplikasi, Terlambat membuat
keputusan, Terlambat merujuk) dan pertolongan persalinan oleh dukun yang kurang
memperhatikan sterilisasi dan aborsi illegal .
Seorang
bidan baru yang dikatakan profesional jika ia mamapu melakukan tugas kebidanan
sesuai standar dan hasil yang memuaskan. Ia terlatih memberikan perawatan dan
nasehat yang diperlukan bagi seorang wanita selam hamil ,persalianan dan nifas.
Untuk melakukan persalinan normal atas tanggung jawab sendiri dan untuk merawat
bayi baru lahir. Setiap saat ia harus mengenali tanda-tanda bahaya yang
menandakan keadaan yang abnormal atau kemungkianan akan timbul keadaan yang
abnormal yang mengharuskan melakukan rujukan.
1.2 TUJUAN
1.2.1
Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menerapkan Asuhan
Kebidanan pada ibu hamil serta mendapatkan pengalaman dalam memecahkan masalah
ibu hamil normal.
1.2.2
Tujuan Khusus
·
Mahasiswa mampu melaksanakan
pengkajian data pada ibu hamil Ny “S” GI P0000 dengan anemia
ringan UK 18 Minggu.
·
Mahasiswa dapat
mengidentifikasi diagnosa, masalah, kebutuhan.
·
Mahasiswa mampu
mengantisipasi masalah potensial.
·
Mahasiswa dapat
mengidentifikasi kebutuhan segera.
·
Mahasiswa dapat
mengembangkan masalah.
·
Mahasiswa dapat
melaksanakan suatu tindakan sesuai rencana.
·
Mahasiswa dapat
mengevaluasi pelaksanaan asuhan kebidanan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
ANEMIA DALAM KEHAMILAN
Anemia
adalah kondisi ibu dengan jumlah protein sel darah merah dan zat pewarna merah
pada sel darah kurang dari 12% gram (Winkjosastro,2002) sedangkan Anemia dalam
kehamilan adalah kondisi ibu dengan jumlah protein sel darah merah dan zat
pewarna merah pada sel darah dibawah 11% gram pada usia kehamilan 4-7 bulan
(Saifuddin,2002).
Jadi Anemia bukan penyakit kurang darah tapi, kurangnya sel darah merah karena jumlah protein sel darah merah dan zat pewarna merah pada sel darah yang rendah dalam darah.
Jadi Anemia bukan penyakit kurang darah tapi, kurangnya sel darah merah karena jumlah protein sel darah merah dan zat pewarna merah pada sel darah yang rendah dalam darah.
2.2 JENIS – JENIS ANEMIA DALAM KEHAMILAN
Anemia dalam kehamilan dapat di bagi
menjadi:
a.
Anemia defesiensi besi (62,3%)
Anemia defisiensi besi adalah Anemia yang terjadi akibat
kekurangan bahan pembentuk protein sel darah merah dalam darah. Kekurangan ini
dapat disebabkan karena kurang masuknya unsure besi dengan makanan, karena
gangguan resorpsi, gangguan penggunaan atau karena terlampau banyk besi keluar
dari badan , misalnya perdarahan.
·
Diagnosis:
1)
Untuk Anemia defesiensi besi yang berat di tandai dengan
ciri-ciri yang khas yaitu mikrisitosis dan hipokromasia
2)
Untuk Anemia defesiensi besi yang ringan tidak selalu di
tandai dengan cirri-ciri khas , banyak yang bersifat normositer dan normokrom
Sifat lain yang khas yaitu :
Sifat lain yang khas yaitu :
a)
Kadar besi serum rendah
b)
Daya ikat besi serum tinggi
c)
Protoporfirin eritrisit tinggi.
d)
Tidak di temukan
hemosiderin dalam sum-sum tulang
·
Prognosis:
1) Prognosis Anemia defesiensi besi
dalam kehamilan umumnya baik bagi ibu dan anak . Persalinan dapat berlangsung
seperti biasa tanpa perdarahan banyak atau komplikasi lain . Anemia berat dalam
kehamilan muda yang tidak di obati dapat menyebabkan abortus dan dalam
kehamilan tua dapat menyebabkan partus lama , perdarahan post partum dan
infeksi. Walaupun bayi yang di lahirkan dari ibu yang menderita anemia
defesiensi besi tidak menunjukkan Hb yang rendah, namun cadangan besinya kurang
yang barubeberapa bulan kemudian tampak sebagai anemia infatum
2) Pencegahan dan Pengobatan:
Di daerah dengan frekuensi kehamilan yang tinggi sebaiknya setiap wanita hamil diberi sulfat ferrosus atau glukonas ferrosus, cukup 1 tablet sehari. Selain itu, ibu di beri nasehat untuk makan lebih banyak protein dan sayur yang banyak mengandung mineral dan vitamin.
b. Anemia megaloblastik (29,0%)
Anemia megaloblastik adalah anemia yang disebabkan karena defesiensi asam folat.
·
Diagnosis:
Diagnosis anemia megaloblastik dibuat apabila ditemukan megeloblas atau promegaloblas dalam darah atau sum-sum tulang belakang
Diagnosis anemia megaloblastik dibuat apabila ditemukan megeloblas atau promegaloblas dalam darah atau sum-sum tulang belakang
·
Prognosis:
Anemia megaloblastik dalam kehamilan mempunyai prognosis cukup baik . Pengobatan dengan asam folat hampir selalu berhasil.
Pencegahan dan Pengobatan:
Anemia megaloblastik dalam kehamilan mempunyai prognosis cukup baik . Pengobatan dengan asam folat hampir selalu berhasil.
Pencegahan dan Pengobatan:
1) Asam folat 15-30 mg per hari
2) Vitamin B12 3x1 tablet per hari
3) Sulfas ferosus 3x1 tablet per hari
4) Pada kasus berat diberikan penambah
darah.
c. Anemia hipolastik (8,0%)
Anemia hipoplastik yaitu Anemia yang disebabkan oleh
penurunan fungsi kerja sumsum tulang untuk membentuk sel darah merah
baru.Pengobatannya yaitu dengan transfuse darah.
d. Anemia hemolitik (0,7%)
Anemia
hemolitik adalah Anemia yang disebabkan penghancuran atau pemecahan sel darah
merah yang lebih cepat dari pembuatanya.
·
Gejala utamamya adalah anemia dengan kelainan-kelainan
gambaran darah, kelelahan, kelemahan.
·
Pengobatanya:
Tergantung pada jenis anemia ini serta penyebabnya. Bila disebabkan oleh infeksi maka infeksinya diberantas dan diberikan obat-obat penambah darah. Namun pada beberapa jenis obat-obtan, hal ini tidak memberikan hasil sehingga penambah darah berulang dapat membantu penderita.
Tergantung pada jenis anemia ini serta penyebabnya. Bila disebabkan oleh infeksi maka infeksinya diberantas dan diberikan obat-obat penambah darah. Namun pada beberapa jenis obat-obtan, hal ini tidak memberikan hasil sehingga penambah darah berulang dapat membantu penderita.
2.3 GEJALA ANEMIA PADA IBU HAMIL
a) Pucat
b) Sering pusing
c) Lemah, lelah, letih, lesu, lunglai
d) Nafas terengah-engah
e) Nyeri dada
f) Mata berkunang-kunang
g) Lidah luka
h) Nafsu makan turun
i)
Mual dan muntah yang berlebihan pada hamil muda
2.4 PENYEBAB ANEMIA DALAM KEHAMILAN
Anemia dalam kehamilan disebabkan
oleh kekurangan bahan pembentuk protein sel darah merah dan perdarahan secara
mendadak bahkan tidak jarang keduanya saling berhubungan (Safuddin,2002).
Menurut mochtar (1998) penyebab anemia pada umumnya aadal sebagai berikut:
a. Kurangnya bahan pembentuk protein
sel darah merah dalam makanan yang dikonsumsi, Kebutuhannya bagi ibu hamil sekitar
1000mg:
1) 500mg untuk meningkatkan jumlah sel
darah merah
2) 300mg untuk bayi
3) 200mg untuk mangganti kehilangan
bahan pembentuk protein sel darah merah setiap hari. Rata-rata ibu hamil normal
perlu menyerap 3,5mg setiap hari atau meyerap 20% yang masuk.
b. Penyerapan bahan pembentuk protein
sel darah merah yang tidak sempurna akibat mencret yang sudah berlangsung lama,
pembedahan tertentu pada slauran pencernaan seperti: lambung. Bahan pembentuk
protein sel darah merah diserap dari saluran pencernaan. Sebagian besar diserap
dari usu halus bagian atas terutama usus 12 jari. Bila terjadi gangguan saluran
pencernaan, maka penyerapan dari saluran pencernaan menjadi tidak sempurna. Hal
itu menyebabkan kurangnya jumlah bahan pembentuk protein sel darah merah didalam
tubuh sehingga pembentukan sel darah merah terhambat.
c. Kehilangan darah yang disebabkan oleh
perdarahan menstruasi berat, luka, kanker dan perdarahan pada lambung dan usus
akibat tindakan pemberian obat. Kehilangan banyak darah tersebut menyebabkan
terkurasnya cadangan bahan pembentuk protein sel darah merah dalam tubuh
sehingga pembentukan sel darah merah terganggu.
Kurang
gizi
d. Penyakit-penyakit yang sudah
berlangsung lama seperti TBC paru,cacing usus, malaria.
2.5 FAKTOR PREDISPOSISI ANEMIA PADA IBU HAMIL
a. Umur kurang dari 20 tahun dan lebih
dari 35 tahun
Wanita yang berumur kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, mempunyai risiko yang tinggi untuk hamil. Karena akan membahayakan kesehatan dan keselamatan ibu hamil maupun janinnya, berisiko mengalami pendarahan dan dapat menyebabkan ibu mengalami anemia.Wintrobe (1987) menyatakan bahwa usia ibu dapat mempengaruhi timbulnya anemia, yaitu semakin rendah usia ibu hamil maka semakin rendah kadar hemoglobinnya. Muhilal et al (1991) dalam penelitiannya menyatakan bahwa terdapat kecendrungan semakin tua umur ibu hamil maka presentasi anemia semakin besar. Pada penelitian ini belum menunjukkan adanya kecendrungan semakin tua umur ibu hamil maka kejadian anemia semakin besar. Karena 80% ibu hamil berusia tidak berisiko yaitu antara 20 tahun hingga 35 tahun.
Wanita yang berumur kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, mempunyai risiko yang tinggi untuk hamil. Karena akan membahayakan kesehatan dan keselamatan ibu hamil maupun janinnya, berisiko mengalami pendarahan dan dapat menyebabkan ibu mengalami anemia.Wintrobe (1987) menyatakan bahwa usia ibu dapat mempengaruhi timbulnya anemia, yaitu semakin rendah usia ibu hamil maka semakin rendah kadar hemoglobinnya. Muhilal et al (1991) dalam penelitiannya menyatakan bahwa terdapat kecendrungan semakin tua umur ibu hamil maka presentasi anemia semakin besar. Pada penelitian ini belum menunjukkan adanya kecendrungan semakin tua umur ibu hamil maka kejadian anemia semakin besar. Karena 80% ibu hamil berusia tidak berisiko yaitu antara 20 tahun hingga 35 tahun.
b. Paritas
Semakin banyak jumlah kelahiran (paritas), maka akan semakin tinggi angka kejadian anemia Artinya ibu hamil dengan paritas tinggi mempunyai risiko lebih besar untuk mengalami anemia dibanding yang paritas rendah
Semakin banyak jumlah kelahiran (paritas), maka akan semakin tinggi angka kejadian anemia Artinya ibu hamil dengan paritas tinggi mempunyai risiko lebih besar untuk mengalami anemia dibanding yang paritas rendah
c. Jarak Kehamilan Yang terlalu Dekat
Salah satu penyebab yang dapat mempercepat terjadinya anemia pada wanita adalah jarak kelahiran pendek. Menurut Kramer (1987) hal ini disebabkan kekurangan nutrisi yang merupakan mekanisme biologis dan pemulihan factor hormonal dan adanya kecendrungan bahwa semakin dekat jarak kehamilan, maka akan semakin tinggi angka kejadian anemia.
d. Pengetahuan
Pengetahuan kesehatan reproduksi menyangkut pemahaman tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan, penyuluhan, tanda dan cara mengatasi anemia pada ibu hamil diharapkan dapat mencegah ibu hamil dari anemia. Semakin rendah pengetahuan kesehatan reproduksi, maka akan semakin tinggi angka kejadian anemia.
Pengetahuan kesehatan reproduksi menyangkut pemahaman tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan, penyuluhan, tanda dan cara mengatasi anemia pada ibu hamil diharapkan dapat mencegah ibu hamil dari anemia. Semakin rendah pengetahuan kesehatan reproduksi, maka akan semakin tinggi angka kejadian anemia.
e. Pemeriksaan Antenatal Care
Pelayanan
antenatal adalah pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh tenaga professional
yaitu Dr Ginekolog dan Bidan serta memenuhi syarat 5 T (TB, BB, Tekanan darah,
Tinggi Fundus, TT, Tablet Fe). Jika pemeriksaan Antenatal Care kurang atau
tidak ada sama sekali maka akan semakin tinggi angka kejadian anemia.
f. Pola makan dan Kepatuhan mengkonsumsi
tablet Fe
Gizi
seimbang adalah pola konsumsi makan sehari-hari yang sesuai dengan kebutuhan
gizi setiap individu untuk hidup sehat dan produktif. Agar sasaran keseimbangan
gizi dapat dicapai, maka setiap orang harus menkonsumsi minimal 1 jenis bahan
makanan dari tiap golongan bahan makanan yaitu KH, protein hewani dan nabati,
sayuran, buah dan susu. (Kodyat, 1995).
Kepatuhan menkonsumsi tablet Fe diukur dari ketepatan jumlah tablet yang dikonsumsi, ketepatan cara menkonsumsi tablet Fe, frekuensi konsumsi perhari. Suplementasi besi atau pemberian tablet Fe merupakan salah satu upaya penting dalam mencegah dan menanggulangi anemia, khususnya anemia kekurangan besi. Suplementasi besi merupakan cara efektif karena kandungan besinya yang dilengkapi asam folat yang sekaligus dapat mencegah anemia karena kekurangan asam folat.ibu hamil yang kurang patuh konsumsi tablet Fe mempunyai risiko untuk mengalami anemia dibanding yang patuh konsumsi tablet Fe.
2.6 AKIBAT ANEMIA PADA IBU HAMIL
a. Akibat anemia pada usia kehamilan 3
bulan pertama
1) Dapat terjadi keguguran
2) Cacat bawaan
b. Akibat anemia pada usia kehamilan
4-9 bulan
1) Persalinan belum cukup bulan
2) Perdarahan dalam melahirkan
3) Gangguan pertumbuhan bayi dalam
kandungan
4) Bayi kekurangan oksigen dalam
kandungan sampai menyebabkan kematian
5) Mudah terkena infeksi
c. Akibat anemia saat melahirkan
1) kekuatan mengejan
2) Melahirkan berlangsung lama
3) Tertahannya plasenta dan perdarahan
saat melahirkan
4) Akibat anemia terhadap bayi
5) Kematian dalam kandungan
6) Cacat bawaan
7) Kecerdasannya rendah
8) Bayi lahir dengan anemia
9) Berat badan bayi lahir keci
2.7 TUJUAN PENCEGAHAN ANEMIA PADA IBU
HAMIL
Tujuan dari pencegahan anemia selama
kehamilan adalah untuk menjaga keseimbangan jumlah protein sel darah merah dan
zat pewarna merah pada sel darah ibu dan untuk mencegah kekurangan bahan
pembentuk protein sela darah merah pada bayi.
2.8 PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN ANEMIA
PADA IBU HAMIL
a. Pemberian tambahan bahan pembentuk
protein sel darah merah selama masa kehamilan (± 90 tablet) dalam satu hari 1
tablet ( satu tablet mengandung 60 mg Fe dan 200 πg asam folat ) minum dengan
air putih dan jangan minum dengan air kopi atau dengan air the karena akan
menghambat penyerapan. Efek sampingnya yaitu : rasa tidak enak di hulu hati,
mual, muntah dan mencret.
b. Memakan makanan yang banyak
mengandung bahan pembentuk protein sel darah merah seperti :
1) Telur
2) Susu
·
Ibu hamil 0-3 bulan = 1 gelas
·
Ibu hamil 4-7 bulan = 1 gelas
·
Ibu hamil 7-9 bulan = 1 gelas
3) Hati
4) Ikan
·
Ibu hamil 0-3 bulan = 1 ½ potong
·
Ibu hamil 4-7 bulan = 2 potong
·
Ibu hamil 7-9 bulan = 3 potong
5) Daging
6) Tempe
·
Ibu hamil 0-3 bulan = 3 potong
·
Ibu hamil 4-7 bulan = 4 potong
·
Ibu hamil 7-9 bulan = 5 potong
7) Sayuran yang berwarna hijau tua
(kangkung, bayam, daun katuk, daun singkong)
·
Ibu hamil 0-3 bulan = ½ mangkok
·
Ibu hamil 4-7 bulan = 3 mangkok
·
Ibu hamil 7-9 bulan = 3 mangkok
8) Buah-buahan (jeruk, jambu biji,
pisang, tomat)
·
Ibu hamil 0-3 bulan = 2 buah
·
Ibu hamil 4-7 bulan = 2 buah
·
Ibu hamil 7-9 bulan = 2 buah
c. Periksa secepat mungkin apabila
terdapat tanda-tanda anemia agara langkah-langkah pencegahan bisa segera
dilakukan
BAB III
KONSEP
DASAR ASUHAN KEBIDANAN
1. DEFINISI
Asuhan kebidanan adalah aktivitas
atau interaksi yang dilakukan oleh bidan atau klien yang membutuhkan atau
mempunyai permasalah dalam bidang pengetahuan.
Dalam memberikah asuhan kebidanan
pada klien, bidan-bidan menggunakan metode pendekatan pemacahan masalah dengan
difokuskan pada suatu proses sistematis dari analisis dalam memberikan asuhan
kebidanan kita menggunakan asuhan dengan
metode SOAP:
I.
S: Subyektif
II.
O : Obyektif
III.
A : Assasment
IV.
P : Penatalaksanaan
I. S : SUBYEKTIF.
·
Menggambarkan
pendokumentasian hanya pengumpulan data klien melalui anamnese.
·
Tanda gejala subyektif yang diperoleh dari
hasil bertanya dari pasien, suami atau keluarga( identitas umum, keluhan,
riwayat menarche, riwayat perkawinan, riwayat kehamilan, riwayat persalinan,
riwayat KB, penyakit, riwayat penyakit keluarga, riwayat penyakit keturunan,
riwayat psikososial,pola hidup).
·
Catatan ini
berhubungan dengan masalah sudut pandang pasien. Ekspresi pasien mengenai
kekawatiran dan keluhannya dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang
berhubungan dengan diagnosa. Pada orang yang bisu , dibagian data belakang “ S “ diberi tanda “ O “ atau X ini
menandakan orang itu bisu. Data Subyektif menguatkan diagnosa yang akan dibuat.
II. O : OBYEKTIF .
·
Menggambakan
pendokumentasikan hasil analisa dan fisik klien, hasil lab,dan test diagnostik
lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung assesment.
·
Tanda gejala
obyektif yang diperoleh dari hasil pemeriksaan ( tanda KU,Fital sign
,Fisik,Khusus, Kebidanan, Pemeriksaan dalam, Laboratorium, dan pemeriksaan
penunjang),Pemeriksaan Inpeksi, Palpasi, Auskultasi, dan Perkusi.
·
Data ini memberi
bukti gejaala klinis pasien dan fakta yang
berhubungan dengan diagnosa. Data fisiologis, hasil observasi yang
jujur,informasi kajian tehnologi( hasil lab, sinarX,rekaman USG dll), dan
informasi dari keluarega atau orang lain dapat dimasukkan dalam kategori ini .
Apa yang diobservasi oleh Bidan akan menjadi komponen yang berarti dari
diagnosa yang akan ditegakkan.
III. A : ASSESMENT.
·
Masalah atau
diagnosa yang ditegakkan berdasarkan data atau informasi Subyektif maupun
Obyektif yang dikumpulkan atau disimpulkan. Karena keadaan pasien terus berubah
dan selalu ada informasi baru baik Subyektif maupun Obyektif, dan sering
diungkapkan secara terpisah pisah ,maka proses pengkajian adalah suatu proses
yang dinamik.
·
Menganalisa adalah
sesuatu yang penting dalam mengikuti perkembangan pasien dan menjamin suatu
perubahan baru cepat diketahui dan dapat diikuti sehingga dapat diambil
tindakan yang tepat.
·
Menggambarkan pendokumentasian
hasil analisa dan interprestasi data subyektif dan Obyektif dalam suatu
identifikasi.
1.
Diagnosa / masalah.
§ Diagnosa adalah rumusan dari hasil pengkajian mengenai
kondisi klien : Hamil, Abortus, Nifas, dan Bayi baru lahir. Berdasarkan hasil
analisa data yang didapat.
§ Masalah segala sesuatu yang menyimpang sehingga kebutuhan
klien terganggu, kemungkinan mengganggu kehamilan / kesehatan tetapi tidak
masuk dalam diagnosa.
2.
Antisipasi masalah lain / diagnosa potensial.
V.
P : PENATALAKSANAAN.
·
Menggambarkan
pendokumentasian dari perencanaan dan evaluasi berdasarkan Assesment.
·
Perencanaan membuat
rencana tindakan saat itu atau yang akan datang .Untuk mengusahakan
tercapainya kondisi pasien yang sebaik
mungkin atau menjaga mempertahankan kesejahteraannya. Proses ini termasuk
kreteria tujuan tertentu dari kebutuhan pasien yang harus dicapai dalam batas
waktu tertentu, tindakan yang diambil harus membantu pasien mencapai kemajuan
dalam kesehatan dan harus sesuai dengan intruksi dokter.
·
SOAP untuk
perencanaan ,implementasi,dan evaluasi dimasukan dalam “ P “
ASUHAN
KEBIDANAN
PADA IBU
HAMIL Ny”S” G1P00000 UK 18 MINGGU
DENGAN ANEMIA RINGAN
I.
S
: SUBYEKTIF\
1.
Identitas
Nama : Ny
“S”
Umur : 25
Th
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : swasta
Alamat : peterongan
|
Nama
suami : Tn “R”
Umur : 30 Th
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : swasta
Alamat : peterongan
|
2.
Keluhan
utama
Alasan
kunjungan : ada keluhan
Keluhan
– keluhan : ibu mengatakan sering pusing , merasa cepat lelah dan lemas.
3.
Riwayat
kebidanan
a.
Riwayat
menstruasi
·
Menarchea : 14 th
·
Siklus :28
hari
·
Banyaknya : 1 Softek penuh hari 1-3, 4 - 7 biasa
·
warna darah: hari 1 -3
merah kental, 4 – 7 kecoklatan
·
Disminorhoe : hari pertama
·
Lamanya : 6- 7 hari
·
HPHT
: 21 maret 2012
b. Riwayat
kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
No
|
Tgl lahir
|
Usia Kehamilan
|
Jenis Persalinan
|
Tempat Persalinan
|
Komplikasi
|
Penolong
|
Bayi
|
Nifas
|
|||
Umur
|
Ibu
|
Bayi
|
PB/BB Jenis
|
Keadaan
|
Keadaan
|
Lactasi
|
|||||
1
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
c. Riwayat
kehamilan sekarang
·
HPHT
: 21 maret 2012
·
TP : 28 desember 2012
·
UK
: 18 minggu
·
Keluhan – keluhan : TM I : pusing . mual
TM II : pusing, cepat lelah
TM III :-
4. Riwayat
kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan tidak pernah
mempunyai penyakit
·
Menular : hiv, tbc
·
Menurun : hipertensi, DM
·
Menahun : jantung.
5. Riwayat
kesehatan sekarang
Ibu mengatakan tidak mempunyai penyakit
·
Menular : hiv, tbc
·
Menurun : hipertensi, DM
·
Menahun : jantung.
6. Riwayat
penyakit keluarga
Ibu mengatakan bahwa dalam
keluarganya tidak mempunyai riwayat penyakit
·
Menular : hiv, tbc
·
Menurun : hipertensi, DM
·
Menahun : jantung.
7. Status
perkawinan
Perkawinan ke I
Umur Kawin : Istri 22 th Suami : 28 th
Lama Kawin : 3 tahun
8. Riwayat
KB
Ibu mengatakan bahwa selama ini , ibu hanya pernah
menggunakan KB suntik selama 3 tahun.
9. Riwayat
social/budaya
Ibu mengatakan hubungan dengan keluarganya baik dan
kelurga mendukung sepenuhnya atas kehamilan ini, selama hamil ibu tidak
mengkonsumsi jamu-jamuan, tidak merokok, minum-minuman keras dan tidak tarak.
10. Riwayat
psikologis
Ibu mengatakan kehamilan ini tidak direncanakan tapi
diterima sepenuhnya dengan senang hati.
11. Pola
kebiasaan sehari-hari
a. Pola
Nutrisi
Sebelum
Hamil : Makan:3x/hari, dengan porsi sedang (nasi, lauk-pauk, sayur)
Minum:8
gelas/hari
Saat Hamil : Makan :2 x/hari dengan porsi sedang
(nasi, lauk-pauk, sayur) kadang-kadang ditambah buah.
Minum : 6 gelas/hari
b. Pola
Eliminasi
Sebelum
Hamil : BAB :1x/hari, warna kuning,
lembek tidak ada keluhan
BAK :4-5 x/hari warna kuning jernih, bau khas, tidak ada keluhan
Saat
Hamil : BAB :1x /2hari warna kuning, lembek, tidak ada
keluhan.
BAK :7-8 x/hari, warna kuning, jernih, bau khas, tidak ada keluhan.
c. Pola
Aktifitas
Sebelum
Hamil :Melakukan aktifitas
sendiri dirumah seperti biasanya, yaitu menyapu, mencuci, memasak, dll.
Saat
Hamil :Mengurangi
aktifitas seperti sebelum hamil dan dibantu oleh suami karena perut sudah
membesar.
d. Pola
Istirahat
Sebelum
Hamil : Tidur siang jam 12.00-13.00 (±1 jam)
Tidur malam jam 21.00-04.30 (±7-8
jam)
Saat
Hamil : Tidur siang
: tidak pernah
Tidur malam jam 22.00-04.30 (±6-7
jam)
II.
O :OBYEKTIF
1.
Pemeriksaan umum
·
Keadaan umum : baik
·
Kesadaran : composmentis
·
TTV : TD :100/70 mmhg
N:80x/ menit
RR: 24x/ menit
S :36 0c
·
BB sebelum hamil : 50
kg
·
BB saat : 55 kg
·
TB : 160 cm
·
LILA : 26 cm
·
Hb : 9 gr/dl
2.
Pemeriksaan fisik
a.
Inspeksi
·
Kepala : Kepala
bersih, tidak ada benjolan/ bekas luka, tidak berketombe
·
Muka :
Simetris, Tidak odema, pucat, tidak ada cloasma gravidarum.
·
Mata : Simetris,
Sclera putih, conjungtiva pucat.
·
Hidung : Simetris,
tidak ada secret dan polip.
·
Mulut dan gigi : mukosa Bibir kering , tidak ada stomatitis,
tidak ada karies gigi.
·
Telinga : Simetris,
tidak ada serumen.
·
Leher : Tidak
terlihat pembengkakan vena jugularis dan kelenjar tiroid.
·
Dada : Simetris,
puting susu menonjol, colostrums belum keluar, hiperpigmentasi areola mamae.
·
Abdomen : Tidak
ada luka bekas jahitan, perut terlihat membesar sesuai dengan usia kehamilan, linea
nigra ada.
·
Genetalia : Vulva
tidak oedem, tidak ada varices.
·
Anus : Tidak
ada hemaroid.
·
Ekstremitas
Atas :Simetris, tidak oedem, tidak ada polidaktili dan
sindaktili.
Bawah :Simetris
, tidak oedem, tidak ada polidaktili dan sindaktili.
b. Palpasi
·
Leher : Tidak
teraba pembengkakan vena jugularis dan kelenjar tiroid.
·
Dada : Tidak
teraba benjolan mamae kenyal colostrums belum teratur.
Abdomen :
·
Leopold I : ballotment (+)
·
Leopold II : -
·
Leopold III : -
·
Leopold IV : -
c. Auskultasi
Pernafasan
: normal ( tidak ada whezzing atau ronchi )
DJJ : (-)
d. Perkusi
Reflek
patella : ka/ki (+)/(+)
3.
Pemeriksaan penunjang
Gol darah : B
Hb : 9 gr/dl
III.
ASSASMENT
Dx : Ny”S” G1P00000
UK 18 minggu dengan anemia ringan
Ds : ibu mengatakan ini adalah
kehamilanya yang pertama dengan usia kehamilan 4 bulan dan ibu mengeluh sering
pusing dan cepat lelah.
Do :
·
Keadaan umum : baik
·
Kesadaran : composmentis
·
TTV : TD :100/70 mmhg
N:80x/ menit
RR: 24x/ menit
S :36 0c
·
BB sebelum hamil : 50
kg
·
BB saat : 55 kg
·
TB : 160 cm
·
LILA : 26 cm
·
Hb :
9 gr/dl
Dx
potensial : ibu bisa mengalami anemia sedang
Mx
:-
Kebutuhan
;
·
jelaskan kepada ibu
tentang keluhan yang dirasakan
·
anjurkan ibu untuk
istirahat yang cukup
·
berikan ibu obat obatan
seperti fed an kalk
·
beritahu ibu cara
menkonsumsi fe .
IV.
PENATALAKSANAAN\
1. Jelaskan
kepada ibu tentang keluhan yang dirasakan, menjelaskan kepada ibu tentang
keluhan yang dirasakan, ibu mengerti.
2. Anjurkan
ibu untuk istirahat yang cukup minimal 7-8 jam/ hari, menganjurkan kepada ibu
untuk istirahat yang cukup, ibu mengerti dan mau melakukan nasihat dari
petugas.
3. Anjurkan
ibu untuk menkonsumsi nutrisi yang cukup, menganjurkan ibu untuk menkonsumsi
nutrisi yang cukup , ibu mengerti
4. Berikan
ibu tablet penambah darah sperti fe, meberikan ibu tblet penambah darah, ibu menerima.
5. Beritahu
ibu cara menkonsumsi obat penambah darah, meberitahu cara menkonsumsi obat
dengan cara : minum obat fe tidak diminum dengan aur the karena akan menganggu
hasil metabolism obat, ibu mengerti dengan penjelasan petugas.
6. Anjurkan
ibu untuk follow up 1 bulan lagi, menganjurkan ibu untuk follow up 1 bulan
lagi, ibu mengerti
BAB
VI
PENUTUP
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Setelah
melaksanakan pengkajian dan pengumpulan semua data ibu baik data subjektif
maupun data objektif yang berguna untuk mengevaluasi keadaan pasien,
dilanjutkan dengan mengidentifikasi secara benar masalah atau diagnosa
berdasarkan interprestasi yang benar atas data-data tersebut dimana didapatkan
diagnosa pada Ny. “S” G1P00000 dengan kehamilan trimester
II dengan anemia ringan dan diagnose potensial pada kasus ini membuat penulis
mencoba memikirkan tindakan segera yang perlu dilaukan yaitu memberika terapy
obat-obatan seperti fe 2 kali sehari. Setelah itu merencanakan asuhan yang
rasional sebagai dasar untuk mengambil keputusan berdasarkan masalah yang ada
dan semua asuhan yang diberikan dapat terlaksana dengan baik dan efektif.
Dengan demikian sangat diperlukan sekali seorang bidan yang profesional dimana
mampu melaksanakan manajemen kebidanan dengan tepat sehingga semua masalah dan
kebutuhan pasien dapat teratasi dengan cepat dan baik.
4.2 SARAN
1. Klien
a.
Diharapkan
kepada para klien mampu menerapkan asuhan yang telah diberikan
b.
Secepatnya
membawa ke pelayanan kesehatan apabila terdapat keluhan serta kelainan yang
dirasakan sedini mungkin, untuk mendapatkan pelayanan pengobatan.
c.
Dalam
anamnesa pasien mampu mengemukakan keluhan yang dirasakanya sehingga petugas
kesehatan (bidan) dapat merencanakan asuhan yang akan diberikan kepada klien
tersebut, sehingga dapat mengantisipasi masalah yang mungkin terjadi
2. Institusi Pendidikan
Diharapkan kepada institusi pendidikan untuk menambah buku sumber terbaru agar mempermudah mahasiswa dalam meningkatkan pengetahuan, wawasan dan teknologi terkini.
Diharapkan kepada institusi pendidikan untuk menambah buku sumber terbaru agar mempermudah mahasiswa dalam meningkatkan pengetahuan, wawasan dan teknologi terkini.
3. Mahasiswa
a. Dengan adanya manjemen kebidanan diharapkan
mahasiswa dapat menerapkan pada ibu, asuhan yang diberikan sesuai dengan
standar profesi kebidanan.
b. Diharapkan kepada mahasiswa,
anamnesa pasien dilakukuan sesuai dengan daftar tilik yang ada dan anmanesa
dilakukan dengan pendekatan pada pasien sehingga pasien terbuka dalam menyampaikan
keluhan yang dirasakan.
DAFTAR PUSTAKA
·
Arisman.
2007. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta:Penerbit Buku kedokteran EGC
Asuhan Persalinan Normal. 2002. Jaringan Nasional Pelatihan KLinik Kesehatan Reproduksi. Jakarta
Asuhan Persalinan Normal. 2002. Jaringan Nasional Pelatihan KLinik Kesehatan Reproduksi. Jakarta
·
Depkes
RI. 2002. Standar Pelayanan Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
·
Hyre,
Anne. 2001. Asuhan Kebidanan Care. Jakarta: Pusdiknakes
·
Manuaba,
Ida Bagus. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta: Penerbit Buku kedokteran EGC
·
Muchtar,
Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta: Penerbit Buku kedokteran EGC
·
Prawirohardjo,
Sarwono, dkk. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka
Pustaka
·
Suryanto.
2004. Pemantauan dan Pengkajian Janin. Jakarta: Penerbit Buku kedokteran EGC
·
Syaifudin,
Abdul Bari. 2001. Buku Panduan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka